Serba-serbi Masjid Al-Jabbar yang Perlu Kamu Ketahui

Sumber: citarumharumjabarprov.go.id

Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, ‘dikritik’ netizen twitter nih guys lantaran pembangunan Masjid Al-Jabbar yang menghabiskan dana 1 Triliyun lebih. 

Loh, kok bisa? Emang kenapa?

Iya, menurut netizen, angka segitu tergolong fantastis dan ada banyak hal yang lebih urgent dibanding pembangunan masjid. Selain itu, netizen juga mempermasalahkan sumber dana pembangunan masjid yang berasal dari APBD.

Oh gitu. Terus gimana tanggapan Kang Emil? Ceritain juga latar belakangnya dong!

Oke, kita flashback ke tahun 2015 dulu, ya.

Latar Belakang Pembangunan Masjid Al-Jabbar

Semua bermula pada 2015 kala Kang Emil bertemu dengan Ahmad Heryawan alias Aher yang waktu itu menjabat Gubernur Jawa Barat. Pada pertemuan itu, Aher menyampaikan gagasan untuk membangun Masjid Raya yang menjadi kebanggaan warga Jawa Barat.

Gagasan itu pun mendapatkan sambutan baik dari Kang Emil karena memang Jawa Barat belum punya masjid raya seperti provinsi-provinsi lainnya. Sehingga, sering mensabotase masjid raya Bandung, yang berada di alun-alun Kota Bandung.

Kang Emil pun mengusulkan kalau lokasinya di Bandung Selatan saja, tanahnya masih leluasa dan dekat dengan Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Selain itu, juga dekat dengan proyek kereta cepat yang akan digarap di masa mendatang.

Hingga akhirnya, pada 30 Desember 2022, Masjid Raya Al-Jabbar tegak berdiri dan diresmikan oleh Kang Emil sendiri.

Gitu guys latar belakangnya. Jadi, Kang Emil hanya melanjutkan keinginan Gubernur sebelumnya saja, sekaligus mewujudkan (kata kang Emil) aspirasi jutaan warga Jawa Barat.

Oooh begitu. Terus-terus tentang dana APBD itu gimana? sama hal lain yang katanya lebih urgent itu gimana?

Terkait Dana APBD

Iya, netizen di twitter ada yang mempermasalahkan biaya pembangunan Masjid Al-Jabbar yang mencapai 1 Triliyun lebih. Pasalnya, dana tersebut berasal dari APBD yang sumbernya adalah pajak warga setempat.

Mereka menyebut, pembayar pajak berasal dari berbagai kalangan, dan dari latar keagamaan yang berbeda-beda. Sehingga, alangkah lebih baik kalau dana tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur umum. Gitu.

Oalah, terus gimana tanggapan Kang Emil?

Yaa, Kang Emil akhirnya mengklarifikasi hal tersebut. Beberapa twit yang viral beliau ss lalu mengunggahnya di Instagram sambil memberikan jawaban di kolom caption.

Salah satu jawaban beliau adalah kira-kira seperti ini: Membayar pajak memang kewajiban warga negara. Namun, penggunaannya adalah wewenang penyelenggara negara.

Dan penggunaan APBD untuk pembangunan rumah ibadah itu sah dilakukan. Sebab, di tempat-tempat yang mayoritas Kristiani, APBD digunakan untuk membangun Gereja. Sementara di Bali, APBD/N digunakan untuk membangun Pura.

Lalu, beliau menambahkan, bahwa Masjid Al-Jabbar tidak hanya rumah ibadah, tetapi juga sebagai retensi banjir karena di bangun di atas danau yang membuatnya tampak 'terapung'. Selain itu, ada juga Museum Rasulullah, museum sejarah Islam, 25 nabi, dan perkembangan Islam di Nusantara.

Ooh Gituu. Berarti dalam hal ini Kang Emil mengambil keputusan sebagai penyelenggara negara, ya?

Yepp.

Dan sebagaima keputusan yang diambil oleh pejabat, pasti tidak bisa menyenangkan semua pihak?

Betul. Karena itu, Kang Emil juga menyampaikan di Instagram-nya bahwa tidak masalah jika ada warga yang tidak sepakat. Hal itu merupakan bagian dari kebebasan berpendapat.

Beliau menyampaikan bahwa pembangunan Masjid Al-Jabbar adalah aspirasi dari jutaan warga Jawa Barat yang telah disepakati dalam Musrenbang.

I see …. Nah, sekarang, soal hal lain yang katanya lebih urgent itu, apa?

Nah, yang dimaksud hal lain yang lebih urgent itu adalah transportasi publik. Menurut netizen, pembangunan transportasi publik yang lebih rapih dan nyaman itu lebih penting. Sebab, Bandung makin ke sini makin gak ketulungan macetnya.

Bus Trans Metro Bandung dan Trans Metro Pasundan yang telah beroperasi dinilai belum optimal dampaknya, tidak seperti keberhasilan TransJakarta di DKI.

Belum lagi jumlah angkot yang kian menurun jumlahnya. Sehingga, membuat warga hanya punya dua pilihan, antara punya kendaraan pribadi atau naik transportasi online.

Hal inilah yang dikeluhkan oleh netizen di twitter. Gituu.

Oalah, gitu toh. Tapi emang bener kenyataannya gitu?

Well, menurut pakar Transportasi ITB, Sony Wibowo, transportasi publik di Bandung emang masih ketinggalan jauh sih. Kalau dibandingin sama kota metropolitian lainnya di Indonesia, ya.

Udah gitu, BBC News Indonesia juga melaporkan kalau angkot yang ada di bandung saat ini hanya tersisa 2.000-an aja dari sebelumnya 5.000-an.

Sumber: serbabandung

Jadi, wajar kalau masyarakat Bandung ada yang jengkel.

Ya, ya, ya. Jadi paham sekarang. Okeyyy, thanks ya informasinya!

Siap. Eh, tapi satu hal lagi yang perlu kamu tahu. Kang Emil juga menanggapi hal ini. Beliau menyebut kalau transportasi publik bukannya tidak diurusin, tetapi sedang berproses.

Melalui akun Instagram-nya, Kang Emil menyebut, transportasi massal Bandung Raya yang dinamakan Bus Rapid Transit (BRT) akan dimulai proses konstruksinya pada 2023.

Posting Komentar untuk "Serba-serbi Masjid Al-Jabbar yang Perlu Kamu Ketahui"

Seedbacklink