Pikiran: Sumber Masalah dan Sumber Bahagia

Image by pch.vector on Freepik

There is nothing in this world that can trouble you as much as your own thought. Familier dengan quotes yang satu ini? Ya, kata bijak tersebut memang cukup populer dan mudah ditemukan di dunia maya.


Saya sendiri sangat setuju dengan kalimat tersebut mengingat segala tindakan yang kita ambil dalam kehidupan sehari-hari memang dipengaruhi oleh pikiran. Bahkan, sering kita temukan, diri kita melakukan sesuatu karena rangsangan tertentu yang memicu pikiran.


Seperti misalnya, kita tiba-tiba ngemil karena kebetulan ada makanan ringan di dekat kita. Atau, kita tergerak untuk bermain gitar karena melihat ada gitar terpajang di depan mata. Seandainya makanan ringan itu tidak tersedia di dekat kita atau gitar tersebut tersimpan di lemari, belum tentu kita melakukan tindakan barusan, bukan?


Itu baru dari segi rangsangan. Bagaimana dari segi kebiasaan atau mental?


Seperti misalnya kebiasaan overthinking. Memang, overthinking itu merupakan hal yang wajar. Namanya manusia pasti ada saja keresahan dan sisi rentannya sehingga ia jadi mudah overthinking. Hanya saja, overthinking yang terlalu over (bagaimana itu? sudah overthinking, terlalu over pula) itu bukanlah hal yang wajar. Itu adalah satu bentuk ketidakmampuan menata pikiran. Atau dengan kata lain, kalah oleh pikirannya sendiri.


Atau ketika seseorang menganut pola pikir yang tidak memberdayakan seperti fixed mindset. Akibat menganut pola pikir ini, ia jadi enggan meningkatkan kompetensi dirinya atau belajar hal baru yang membuatnya tetap relevan dengan perkembangan zaman. Ini juga bisa jadi masalah.


Atau ketika seseorang menganut pola pikir yang keliru (false belief), seperti menganggap nasib tidak bisa diubah, saya ditakdirkan melarat, sudah garis tangan rezeki saya segini, dan sebagainya. Hal ini, minimal dapat melunturkan motivasinya untuk berupaya.


Atau lebih parah lagi, seseorang bisa jatuh ke dalam mental fatalis. Jadi tidak semangat berbuat apa-apa.


Semua itu masalah yang ditimbulkan oleh pikiran, bukan? Sehingga, tidak berlebihan bila kita menganggap kalimat "there is nothing in this world that can trouble you as much as your own thought" itu valid. Sebab, faktanya memang demikian.


Namun, kabar baiknya, hal sebaliknya juga berlaku: Tidak ada di dunia ini yang bisa membuat kita bahagia lebih dari pikiran kita sendiri!


Caranya mudah saja, kita tinggal melakukan yang sebaliknya. Jika kita mampu menata pikiran kita sendiri (termasuk menetapkan standar bahagia sendiri, bukan standar orang lain atau masyarakat) lalu kita menganut paham growth mindset yang memungkinkan kita bertumbuh dan relevan bagi perkembangan zaman, ditambah kita juga meminimalisir keyakinan keliru yang terlanjur melekat dalam pikiran, kita bisa terhindar dari masalah sekaligus hidup lebih bahagia.


Atau, minimal kita bisa membiasakan diri untuk memikirkan hanya yang penting saja. Dengan membuat semacam "filter" yang tidak memungkinkan pemikiran-pemikiran sampah atau bahkan ucapan orang lain yang berucap tanpa berpikir masuk ke pikiran kita. Hal ini saja saya rasa sudah cukup membahagiakan.

Posting Komentar untuk "Pikiran: Sumber Masalah dan Sumber Bahagia"

Seedbacklink