Hari Raya Idul Adha dan Kebahagiaan Bersama
Sketzhbook.com |
Berhubung besok sudah hari raya Idul Adha, saya jadi terinspirasi untuk menulis tentang Idul Adha nih 😀 temen-temen adakah yang berkurban tahun ini? Semoga temen-temen selalu dilancarkan rezekinya oleh Allah sehingga mampu untuk berkurban 🐐 dan 🐄 tiap tahun aamiiin.
Anyway, pada kesempatan kali ini, saya mau sharing sedikit tentang Idul Adha dari sudut pandang kemaslahatan sosial. Bagaimana berkurban dapat menjadi sarana menyebarkan kebahagiaan bagi sesama. Kita mulai dari sedikit cerita berikut ini, ya.
Kurban dan Kebahagiaan
Ada seorang bapak, sebut saja namanya Pak Eko, yang rutin memberikan daging kurban kepada keluarga saya setiap Idul Adha tiba. Sejak sebelum bapak saya wafat hingga saat ini, beliau tidak pernah absen menjadi perantara pengantar rezeki tersebut ke rumah saya. Pak Eko ini memang sahabat bapak saya sejak lama. Namun, tetap saja saya tidak habis pikir, sebegitukah arti sahabat bagi pak Eko?
Apalagi, daging kurban yang diberikan tersebut tidak sekantong dua kantong, tetapi bisa satu plastik besar kantong atau pernah juga setengah karung. Saking banyaknya daging tersebut, membuat saya seringkali harus berinisiatif: Mau dikemanakan daging-daging ini?
Akhirnya, kadang saya bawa daging tersebut ke tongkrongan. Saya ajak teman saya untuk bantu ambil daging tersebut ke rumah pak Eko. Saya kasih teman saya yang membantu mengantar itu. Alhasil, tongkrongan kelas menengah saya yang jarang nyate kambing atau sapi, jadi senang. Saya yang ikut mendistribusikan daging itu dari Pak Eko juga senang. Pak Eko yang memberi (atau berinisiatif mengumpulkannya dari orang lain) dalam hati kecilnya juga pasti senang.
Akan tetapi, tetap saya tidak habis pikir, sebegitukah arti persahabatan bagi Pak Eko? Atau, ada sesuatu yang saya tidak tahu, sesuatu yang disebut oleh Mbah Sudjiwo Tedjo sebagai “utang rasa” sehingga beliau tidak melupakan bapak saya setiap Idul Adha tiba? Jika ya, semua ini jadi masuk akal. Tapi saya tidak peduli juga sih dengan perkara yang masuk akal untuk hal ini.
Yang penting, teman-teman saya senang, saya senang, Pak Eko juga senang. Dan, bapak saya di alam sana (jika bisa mengetahui hal ini), juga pasti senang.
***
Berdasarkan cerita barusan, dapat disimpulkan bahwa ibadah kurban tidak hanya perwujudan dari bentuk ketaatan terhadap perintah Allah atau mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada anaknya, Nabi Ismail.
Akan tetapi, ibadah kurban juga merupakan wujud memberikan kebahagiaan bagi sesama. Dalam kasus saya, ibadah kurban adalah sarana kebahagiaan bagi teman-teman saya untuk bisa nyate secara gratis.
Jadi, bisa dibilang, pahala orang yang berkurban tidak hanya semata-mata bersumber dari menjalankan ibadah kurban, tetapi juga berasal dari dampak kebahagiaan pada sesama yang ditimbulkannya. Yang mana hal ini merupakan hal yang paling dicintai oleh Allah.
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Sesungguhnya amal perbuatan yang paling dicintai Allah setelah amal yang wajib adalah memberikan kebahagiaan kepada orang Muslim.” (HR Thabrani).
Dan, alasan mengapa memberikan kebahagiaan bagi sesama, terutama sesama Muslim merupakan amalan yang dicintai Allah, dapat disebabkan oleh dua hal.
Pertama, karena hal tersebut merupakan representasi rasa cinta kepada sesama manusia. Kecintaan inilah yang oleh Rasululllah Saw sebut sebagai salah satu sarana untuk dapat merasakan manisnya iman.
“Tiga hal yang jika dilakukan oleh seseorang, niscaya ia akan mendapatkan lezatnya iman; Pertama, ia mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari cintanya kepada yang lainnya. Kedua, ia mencintai saudaranya karena Allah. Dan, ketiga, ia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah mengentaskannya dari sana sebagaimana ia benci dicampakkan ke Neraka.” (HR Bukhari).
Kedua, karena hal itu merupakan aksi nyata dari firman Allah di dalam Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 2.
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS Al-Maidah: 2). Dengan berkurban, boleh jadi seseorang telah menolong orang lain yang tengah mengalami kedukaan, bukan?
Demikianlah tulisan tentang Idul Adha dan kebahagiaan bagi sesama. Apakah teman-teman punya cerita menarik tentang Idul Adha juga? Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar! Selain itu, jika teman-teman ingin template ucapan selamat Idul Adha gratis, bisa mengunjungi blog kawan saya di sini: www.sketzhbook.com
Akhir kata, terima kasih sudah membaca tulisan ini sampai selesai!
Posting Komentar untuk "Hari Raya Idul Adha dan Kebahagiaan Bersama"
Posting Komentar