Inilah Keutamaan Ilmu Dalam Islam, Orang yang Berilmu Memiliki Derajat yang Tinggi di Sisi-Nya
Photo by Element5 Digital on Unsplash |
Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang tinggi sekali. Hal ini bisa dilihat dari berbagai hadits dan ayat dalam al-qur’an yang mengajak setiap Muslim untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, dalam belajar.
Rasulullah Saw bersabda, thalabul ‘ilmi fariidhatun ‘ala kulli muslimin wa muslimatin. Artinya, menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim laki-laki maupun Muslim perempuan. Jelas sekali dari hadits ini kita bisa melihat kalau menuntut ilmu itu wajib.
Selama ini, kita terbiasa diingatkan untuk mendirikan shalat dan membayar zakat. Kenapa? Karena shalat dan zakat itu hukumnya wajib. Namun, jarang sekali kita diingatkan untuk semangat dalam menuntut ilmu, untuk belajar. Padahal, menuntut ilmu itu juga wajib.
Tidak heran, Muhammad Abduh, seorang ulama besar al-Azhar berkata kurang lebih seperti ini, Aku melihat Islam di barat, tapi tidak ada Muslim; Aku melihat Muslim di timur, tapi tidak ada Islam.
Maksudnya, beliau melihat nilai-nilai esensial Islam terdapat di barat. Sedangkan di timur, meskipun mayoritas beragama Islam, tidak beliau jumpai Islam secara esensial. Salah satu nilai esensial Islam adalah mencintai ilmu. Suatu peradaban yang masyarakatnya mencintai ilmu secara esensial adalah peradaban yang islami, meskipun penduduknya bukan Muslim.
Nah, itu dari segi ilmu sebagai objek. Lalu, bagaimana dengan para penuntut ilmu sebagai subjek?
Keutamaan Seorang yang Berilmu
Di dalam Islam, seorang yang berilmu juga memiliki kedudukan yang sangat tinggi, sangat mulia. Untuk menunjukkan keutamaan seorang yang berilmu, Rasulullah saw bersabda, fadhlul ‘alim ‘alal ‘abid kafadhlii ‘ala ‘adnaakum.
Artinya, keutamaan seorang alim (orang yang berilmu) dari seorang ahli ibadah seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian. Dalam penggalan syair pun disebutkan,
Satu orang ahli fiqh yang wara’
Adalah lebih berat bagi setan daripada seribu ahli ibadah
Sangat mulia, bukan? Tak hanya itu, di dalam Surat Fathir ayat 28 pun Allah berfirman, innamaa yakhsyallaha min ‘ibadihil ‘ulamaa. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.
Apa maksud ulama disini? Tentu saja orang yang berilmu, yang dengan ilmu itu seseorang dapat mengenal-Nya dan takut kepada-Nya. Allah secara khusus menyebut ulama (orang yang berilmu) sebagai golongan hamba yang taqwa dan takut kepada-Nya.
Ada yang menarik pada ayat ini. Pada ayat ini Allah menggunakan kata khasysyah yang berbeda dengan khawf. Dalam ilmu tafsir disebutkan bahwa term khasysyah memiliki makna rasa takut yang menghasilkan keinginan untuk dekat dengan yang ditakuti. Ini artinya, seorang ulama yang takut kepada Allah justru senantiasa ingin dekat dengan-Nya.
Ketika kita takut dengan manusia, kita cenderung untuk menjauhi orang tersebut. Kita berusaha sebisa mungkin untuk tidak berurusan dengan orang itu. Tapi kalau yang kita takuti adalah Allah, kita justru berusahan untuk mendekati-Nya. Inilah yang dinamakan khasysyah.
Demikianlah tulisan singkat mengenai keutamaan ilmu dalam Islam. Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berilmu. Atau setidaknya, termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mencintai ilmu.
Saya ingin menutup tulisan ini dengan pesan dari Imam besar Islam yang shalih. Panutan bagi setiap penuntut ilmu hingga kini, yaitu Imam Syafi’i. Beliau berpesan kurang lebih seperti ini:
Man aradaddunya fa’alaihi bil ‘ilmi, Man aradal akhirati fa’alaihi bil ‘ilmi, wa man arada bainahuma fa’alaihi bil ‘ilmi.
Artinya, barangsiapa menghendaki dunia, maka ia wajib memiliki ilmu. barangsiapa menghendaki akhirat, maka ia wajib memiliki ilmu, dan barangsiapa menghendaki keduanya, maka ia wajib memiliki ilmu.
2 komentar untuk "Inilah Keutamaan Ilmu Dalam Islam, Orang yang Berilmu Memiliki Derajat yang Tinggi di Sisi-Nya"