9 Cara Agar Terhindar dari Radikalisme di Dunia Kampus

 

Cara Agar Terhindar dari Radikalisme di Dunia Kampus

Dunia kampus sering disebut sebagai “ruang bebas berekspresi”. Di sinilah mahasiswa tumbuh, mencari jati diri, dan membangun cara pandang baru terhadap dunia. Namun, ruang kebebasan ini juga membuat kampus menjadi salah satu tempat yang rawan bagi penyebaran paham radikal. Banyak kasus menunjukkan bahwa radikalisasi tidak terjadi secara tiba-tiba; ia hadir perlahan, melalui percakapan, pertemanan, atau ajakan kegiatan yang tampak biasa saja. Karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memiliki bekal agar tidak mudah terseret ke dalam arus radikalisme.

1. Kenali tanda-tanda awal radikalisme

Radikalisme biasanya dimulai dari perubahan cara berpikir. Mahasiswa mulai melihat dunia secara hitam-putih, merasa hanya kelompoknya yang paling benar, serta menolak dialog dengan orang atau kelompok berbeda. Ketika seseorang mulai memisahkan diri dari teman dan kegiatannya, atau merasa semua orang lain salah dan sesat, itu sinyal penting yang harus diwaspadai.

2. Perkuat literasi keagamaan dan literasi digital

Banyak mahasiswa terpapar paham radikal bukan dari kajian offline, tetapi dari video pendek, potongan ceramah, atau unggahan media sosial yang manipulatif. Penting untuk membiasakan diri mengecek sumber, mempelajari pandangan ulama arus utama, dan mencari konteks sebuah dalil. Literasi digital membantu mahasiswa tidak mudah terkecoh oleh narasi provokatif.

3. Pilih lingkungan pertemanan yang sehat

Mahasiswa yang baru masuk kampus sering menjadi target empuk perekrut radikal karena masih mencari kelompok pertemanan. Lingkungan yang eksklusif, sering mengajak berkumpul diam-diam, atau meminta anggota menjauhi keluarga adalah tanda bahaya. Sebaliknya, bergabunglah dengan komunitas yang terbuka dan menghargai keberagaman.

4. Kembangkan kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis bukan berarti menjadi skeptis terhadap agama, namun mampu membedakan antara ajaran Islam yang substansial dengan interpretasi kelompok tertentu. Mahasiswa perlu bertanya, “Apakah ini ajaran agama atau hanya pendapat kelompok tertentu?” Cara berpikir yang dewasa akan mengurangi risiko terdorong mengikuti ajakan tanpa memahami konsekuensinya.

5. Ikut organisasi kampus yang inklusif

Berorganisasi adalah bagian penting kehidupan mahasiswa, namun pilihlah organisasi yang terbuka, punya struktur resmi, dan memiliki pembina. Hindari kelompok yang meminta baiat, sumpah, atau janji setia. Organisasi resmi kampus—baik keagamaan maupun non-keagamaan—biasanya memiliki pola pembinaan yang sehat.

6. Cari mentor yang dapat dipercaya

Dosen, pembina rohis, atau senior organisasi bisa menjadi penopang penting bagi mahasiswa. Diskusi dengan mentor akan membantu mahasiswa memahami isu keagamaan dan sosial dengan lebih utuh. Keberadaan pembimbing yang moderat menjadi “vaksin sosial” yang kuat.

7. Pahami modus rekrutmen kelompok radikal

Kelompok radikal sering mendekati mahasiswa saat mereka sedang mengalami masalah pribadi atau kesepian. Mereka menawarkan “keluarga baru”, perhatian, dan jawaban-jawaban sederhana untuk masalah kompleks. Menyadari pola ini membuat mahasiswa lebih waspada.

8. Jaga keseimbangan spiritual dan intelektual

Islam yang sehat mengajarkan keseimbangan: ibadah, akhlak, ilmu, dan keterbukaan. Paham radikal biasanya mengabaikan nilai rahmah dan hanya menekankan aspek ketaatan formal. Semakin seimbang kehidupan spiritual seseorang, semakin kecil kemungkinan ia terpengaruh ajakan ekstrem.

9. Tahu ke mana harus melapor

Jika menemukan gejala radikalisasi pada teman, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen pembimbing akademik, biro kemahasiswaan, atau pusat konseling kampus. Banyak kampus kini memiliki unit khusus pencegahan intoleransi dan kekerasan berbasis agama.

Penutup

Radikalisme tidak tumbuh dari ruang kosong; ia hadir ketika mahasiswa tidak memiliki pegangan literasi, komunitas yang sehat, atau bimbingan yang tepat. Dengan memperkuat diri melalui pendidikan, pertemanan, serta spiritualitas yang seimbang, kampus dapat menjadi ruang aman bagi masa depan yang damai.

Seedbacklink