Kelesuan, Rendah Gairah, dan Uneg-Uneg Random

greenscene.co.id

Tahun 2023 udah mau kelar, dan selama 11 bulan terakhir, gue hanya nulis beberapa postingan doang di sini. Gue pikir bayar domain bisa jadi pecutan gue untuk nulis lebih rajin, biar nggak sia-sia gitu bayarnya, tapi kayaknya tahun ini, seperti tahun sebelumnya, semangat gue lagi nyungsep banget.

Lebih-lebih tahun ini, sih. Capeknya ekstra banget, lahir batin. Kayaknya semua efek kehilangan pekerjaan di masa pandemi baru ngumpul dan bener-bener dirasain akibatnya sekarang.

Iya, hidup gue nggak sepenuhnya berat, tapi masalah-masalah yang berdatangan juga nggak kira-kira. Hari-hari gue dipenuhi sakit perut, susah tidur, susah konsentrasi, dan keinginan pengen sendiri serta rasa malas ketemu manusia lain semakin menjadi-jadi.

Social battery gue menurun drastis. Gue juga tambah males sama keramaian. Namun, di satu sisi juga gue takut sendirian. Ada masa-masa di mana gue mendadak kena serangan panik tiap sendirian. Gue baru bisa merespon chat orang lain dengan nyaman ketika ada setidaknya satu temen di dekat gue. Kalau lagi sendirian dan lelah mental, gue bisa kayak yang parno sendiri.

Gue merasa bodoh dengan apa yang gue ucapkan, merasa tolol dengan jokes yang gue lontarkan.

Di satu sisi lain, gue juga cenderung melekat ketika nyaman dengan seseorang. Beruntungnya ini bisa gue atasi karena gue sadar ketika gejala-gejalanya mulai tumbuh dan bisa kembali mengatur jarak.

I know we can’t always be happy, but it’s so hard to feel happy these days. Rasanya pengen lambai-lambai tangan ke kamera dan bilang, “Boleh udahan dulu nggak susahnya? Capek nih.”

Capek dengan hal yang tengah gue hadapi sekarang. Capek dengan segala ketidakpastian yang kayaknya betah banget lama-lama di hidup gue. Capek dengan pindah kerja dari satu tempat ke tempat lain karena gak nyaman dengan lingkungannya, atau karena gajinya bercanda banget.

Capek tau kerja serius tapi digajinya bercanda. Sementara gue tahu ada orang kerja bercanda tapi digajinya serius :(((

Kadang cuma pengen rebahan dan matiin hape seharian. Kadang kalo lagi ada yang perlu gue kerjain dan chromebook atau hp gue ngadat, rasanya pengen banget gue tonjok saking keselnya.

Kadang pengen teriak, “Kok tega banget ya.” “Kenapa harus sebegininya sih.”

Udah gitu di tengah kesulitan gue ini, lucunya, ada aja kawan pinjam seratus yang datang lalu entah menghilang ke mana. Gak satu dua orang lagi yang begitu. Sungguh monkey kalian.

Dan gak seratus juga lagi, ada yang seratus lima puluh, enam ratus, lima puluh ribu, dua ratus. Bervariasi dah kayak tiket kereta Traveloka.

Gue ikhlas btw, tapi di kondisi gue saat ini rasanya gue pengin marah-marah aja. Govlog lu pada. Gue laporin polisi lu.




Ayo kalian istighfar ....

Tapi ini bikin gue sadar satu hal sih. Hal yang positif dari diri gue. Ternyata di tengah kesulitan gue sendiri, gue gak pernah pelit sama orang lain. Gue tau gue butuh, tapi kalo gue bisa bantu gue pasti bantu orang lain.

Gue senang bisa membantu. Gue yakin orang lain juga senang kalau gue minta bantuan.

Tapi ternyata tidak semudah itu meminta bantuan. Ada rasa malu dan keengganan untuk itu. Gue tahu harusnya gue minta bantuan. Tapi ternyata emang gak semudah itu.

Satu-satunya yang saat ini bisa gue minta bantuan setiap hari adalah Monkey D. Luffy dan Kru Bajak Lautnya.

Asli ini random abis, tapi entah apa jadinya hidup gue kalo gak ditemenin One Piece. Mungkin gue udah putus asa dan menyerah.

Anyway, cukup mengeluhnya. Gue gak yakin dalam tulisan ini ada poin yang bisa gue bagikan. Gue cuma capek, yang akhirnya melahirkan sedih dan marah. Gue gatau harus melakukan apa, jadi gue menuliskannya di sini.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini.


Posting Komentar untuk "Kelesuan, Rendah Gairah, dan Uneg-Uneg Random"

Seedbacklink