Latar Belakang Pembakaran Al-Quran oleh Rasmun Paludan

Sumber Gambar: Irish Examiner

Sampai saat ini, aksi membela Al-Qur’an masih masif dilakukan oleh beberapa organisasi Islam di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Hal ini menyangkut aksi politisi sayap kanan garis keras Denmark, Rasmun Paludan, yang membakar salinan kitab suci umat Islam.

Kok bisa ya dia ngide melakukan itu? Apa sih latar belakangnya? Please kasih tau...

Latar Belakangnya ....

Okey, jadi gini, usai Rusia menginvasi Ukraina karena ingin bergabung menjadi anggota NATO, membuat sejumlah negara ketar-ketir untuk ikut juga gabung menjadi anggota NATO. Salah dua negara tersebut adalah Finlandia dan Swedia. Mereka ingin punya backingan kalau-kalau terjadi hal yang tidak diinginkan.

Namun, masalahnya, untuk bisa join jadi bagian keluarga besar NATO, negara pemohon harus disetujui oleh seluruh anggota NATO (30 negara), salah satunya Turki yang dipimpin oleh Erdogan saat ini.

Bicara soal Erdogan, politik dalam negeri Turki adalah bagian yang tidak terpisahkan. Presiden satu ini sudah lama memimpin Turki dengan segala kontroversinya. Dan di bawah kepemimpinannya, Pemerintahan Turki berhasil lolos dari Kudeta pada 2016 yang konon (oleh pemerintah Turki sebut) didalangi oleh Militan Kurdi yang disebut PKK.

Buntut insiden tersebut, banyak militan Kurdi dan para simpatisannya yang kabur ke Swedia. Racep Tayyip Erdogan dalam hal ini telah meminta agar Pemerintah Swedia memulangkan para militan Kurdi dan simpatisannya. Namun, pihak Swedia menolak. Penolakan ini kemudian membuat Turki menangguhkan penawaran Swedia untuk join NATO.

Mengutip Al Arabiya News, Pemerintah Turki meminta agar Swedia mengambil sikap yang lebih jelas terlebih dahulu terkait apa yang mereka sebut sebagai teroris, terutama militan Kurdi dan pihak yang memotori kudeta pada 2016. Setelah itu, bolehlah kita membahas NATO NATO an. Begitulah kira-kira yang disampaikan oleh pemerintah di Ankara.

Hal ini akhirnya membuat politisi sayap kanan Denmark, yang juga punya kewarganegaraan Swedia, Rasmun Paludan, kesel. Dan jadi ngide untuk membakar salinan al-Qur’an dengan tujuan membuat Turki kesel hingga akhirnya mau menerima permohonan Swedia untuk gabung NATO.

Aksi tersebut ia lakukan di dua tempat, yakni di depan masjid kedutaan besar Turki di Swedia (Stockholm) dan di Denmark (Kopenhagen). Rasmun bertekad akan terus melakukan aksinya setiap hari Jumat pukul 14.00 hingga Turki mengubah sikapnya.[]

Nah, jadi gitu guys latar belakangnya. Bagaimana menurut kalian? Apakah hal yang dilakukan oleh Rasmun Paludan ini sudah tepat? Atau, justru mempersulit langkah Swedia untuk menjadi anggota NATO?



Posting Komentar untuk "Latar Belakang Pembakaran Al-Quran oleh Rasmun Paludan"

Seedbacklink