Bagaimana Bila Hari Ini adalah Hari Terakhir Aku Bernafas?
Bagaimana bila ini adalah hari terakhirku? Ah, suara kucing di luar membuyarkan lamunanku. Baiklah, kita mulai dari awal lagi. Bagaimana bila ini adalah hari terakhirku? Haruskah aku menyia-nyiakannya? Atau, aku mulai melakukan hal yang sudah seharusnya kulakukan?
Aku jadi teringat nasihat dari Seneca yang berbunyi, “Hiduplah seakan hari ini hari terakhir kita bernafas.” Jika ku ingat-ingat lagi hidupku belakangan ini, yang kulakukan justru tampak sebaliknya, hiduplah seakan hari ini bukan hari terakhir kita bernafas.
Cukup lama aku terperangkap dalam pola pemikiran ini. Dan hasilnya bisa ditebak, aku bisa dengan mudahnya menyia-nyiakan waktuku. Setiap hari yang kulalui terasa seperti tanpa makna. Banyak hal dalam hari-hariku berisi kegiatan-kegiatan tidak esensial yang hanya menguras energi, baik fisik maupun mental.
Tapi saat ini aku bertanya, bagaimana bila hari ini adalah hari terakhirku? Haruskah aku masuk ke dalam pola yang sama? Atau aku keluar dari pola tersebut lalu membuat pola yang sama sekali baru? Bisakah aku melakukannya?
Jika ditanya bisa atau tidak, jawabannya tentu bisa. Aku sudah tahu itu sejak lama. Lagi pula, aneh sekali aku bertanya kepada diriku sendiri yang mengetahui. Siapakah aku dalam hal ini, sebagai yang mengetahui atau yang diketahui? Boleh jadi keduanya, karena aku berbicara dengan diriku sendiri. Ada dua ‘aku’ dalam hal ini. Aku membiarkan ‘diriku’ melihat diriku dari luar diriku.
Kembali ke pembahasan. Jika ditanya bisa atau tidak, jawabannya tentu bisa. Sejak dulu permasalahannya memang bukan bisa atau tidak bisa, melainkan mau atau tidak mau. Aku seperti yang tidak mau untuk berubah, untuk keluar dari pola yang sama. Aku memilih menunggu momen yang tepat alih-alih menciptakan momen tersebut.
Aneh memang, bagaimana suatu kondisi jelas-jelas tidak membahagiakan tapi seseorang tetap betah berlama-lama di sana. Seperti aku saat ini. Terlanjur nyamankah? Atau nikmatkah? Atau aku hanya tidak yakin akan berhasil?
Yang jelas, apa pun itu, jawabannya tetap bisa. Aku bisa keluar dari pola yang tidak membahagiakan menuju pola hidup yang lebih memberdayakan. Memang tidak mudah dan membutuhkan banyak usaha, tetapi dengan keyakinan bahwa aku mungkin hanya akan hidup untuk hari ini, hal itu bisa menjadi energi yang cukup untuk sedikit demi sedikit mengeluarkanku dari pola yang makin hari makin membinasakan.
Posting Komentar untuk "Bagaimana Bila Hari Ini adalah Hari Terakhir Aku Bernafas?"
Posting Komentar