18 Kata-Kata Bijak Mbah Nun yang Penuh Hikmah

Sumber: Cak Nun.com


Siang ini saya menyempatkan diri menulis beberapa kata-kata bijak dari buku Allah Tidak Cerewet Seperti Kita. Buku ini merupakan kumpulan ceramah-ceramah Mbah Nun yang dibukukan dan disunting oleh Tofik Pram dan Ahmad Najib.


Perlu teman-teman pahami, kata-kata bijak berikut ini memiliki konteks dibaliknya. Sehingga, perlu kiranya teman-teman membaca buku ini juga di lain kesempatan agar tidak salah paham. Baiklah, tanpa berlama-lama, berikut ini 18 kata-kata bijak Mbah Nun dalam buku Allah Tidak Cerewet Seperti Kita.


Kata-Kata Bijak Mbah Nun


Syirik itu tidak tergantung bendanya. Anda bisa menjadi syirik dengan penampilan yang sangat Islam. Misalnya, umrah untuk money laundring, uang curian “disucikan” di Makkah. Mereka pikir dengan dipakai umrah, uang curian bisa jadi suci. Kalau begitu, bisa diketawain malaikat, “Emang gue kagak tau entu duit curian?” Si pencuri yang umrah itu masih terlindung dari wa amhilhum ruwayda, Aku berikan waktu kepada mereka sejenak. Sejenaknya berapa, itu yang jadi masalah kita dengan Allah.


Tuhan tidak mengajarkan sukses, Tuhan tidak mengajarkan berhasil. Yang Tuhan ajarkan hanya satu berjalan di jalan yang benar, dengan tujuan yang benar, dan jalan yang benar. Jalan terus.


Sudah nikah, sudah berusaha bikin anak, kok masih “mudah-mudahan pernikahan kita diridhai Allah”. Ya, diridhai lah. Masa Anda tidur dengan suami atau istri Anda sendiri, yang sudah sah secara agama masih ragu bakal diridhai, apa enggak? Kalau begitu, letak yakinmu di mana? Letak imanmu di mana?


Kalau masih belum yakin semua amalan diterima, Anda perlu mempertanyakan di manakah letak keimanan Anda.


Hati-hatilah dalam berpikir. Hal yang harus kita perhatikan dan pikirkan adalah, sebenarnya perubahan primer itu dari kita atau Allah? Kalau menurut saya, dalam ayat itu, sebenarnya Allah mau bilang begini, “Yang penting kamu itu terlihat sembahyang, terlihat berusaha, terlihat kerja. Kamu pamit ke istri dan anakmu berangkat kerja pukul delapan pagi, pulang pukul lima sore – terlepas sebenarnya kamu itu ngapain di luar rumah – itu sudah lumayan. Sudah terlihat berusaha ke luar rumah. Yang penting terlihat keringatan. Soal hasilnya, itu nanti urusan-Ku.”


Semakin tinggi spiritualitas Anda, semakin memahami betapa cantiknya wanita. Semakin tinggi tingkat keulamaan Anda, semakin mengerti keindahan ciptaan Allah, betul? Tapi, iman kita untuk tidak melakukan apa-apa kepada para wanita itu jauh lebih besar daripada keterpesonaan.


Kadang, kita harus bisa ikhlas melakukan sesuatu yang tidak kita suka. Justru di situlah letak kemuliaan kita. Karena bisa jadi apa yang kita tidak suka itu lebih baik untuk kita, tapi kita tidak tahu. Makanya, jalani saja hidup ini.


Hal yang sukar dan bisa menjadikan Anda pendekar kehidupan adalah jika Anda punya kesanggupan ikhlas melakukan sesuatu yang baik meski sesungguhnya tidak suka. Atau, ketika Anda bersedia tidak melakukannya, meski sesungguhnya sangat suka. Kalau sudah mampu seperti itu, Anda adalah manusia dewasa. Anda bisa disebut insan kamil.


Hidup Rasulullah itu lebih sengsara dari Anda semua. Jadi, kalau Anda memang umat Rasulullah dan ingin mencontoh hidup beliau, tidak usah pamer kesengsaraan. Kesengsaraan yang Anda rasakan itu mungkin tidak ada apa-apanya dibanding kesengsaraan yang dialami Rasulullah.


Yang penting hatimu dekat dengan Allah. Dekat tiap hari. Apa pun bahasamu untuk dekat dengan-Nya, bukan masalah. Bahasa Jawa tidak masalah, bahasa Sunda tidak masalah. Kamu mau ngaku kafir di depan banyak orang biar orang lain senang, tidak masalah. Kan mending ngaku kafir daripada ngaku Muslim.


Cara kita untuk menghadapi masa depan adalah kita tidak membenci siapa pun.


Lakukanlah ihsan, kebaikan yang Anda lakukan meski tidak disuruh.


Tidak begitu penting bagaimana caramu mengucapkan kata-kata. Yang penting adalah kesungguhan dan ungkapan cinta Anda.


Kalau kata Kanjeng Nabi, orang Islam itu omongan dan tindakannya membuat semua orang merasa aman. Itulah orang Islam.


Kebenaran letaknya bukan pada perilaku, tapi di dalam diri kita. Output kebenaran adalah kasih sayang dan akhlak yang baik – akhlakul karimah.


Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Makanya, Anda yang mesra dengan Allah. Mesra itu tidak harus banget-banget shalat. Sebab, orang khusyuk itu sebenarnya tidak ada.


Jadi, Anda itu tidak usah lebay, terutama dalam beribadah. Jadi orang yang biasa saja.


Gampangannya, ibarat, warung, kebenaran itu letaknya di dapur warung. Dapur tidak perlu dibawa keluar warung.


Posting Komentar untuk "18 Kata-Kata Bijak Mbah Nun yang Penuh Hikmah"

Seedbacklink