Kisah Nabi dengan Zahir bin Haram

Dahulu, ada orang kampung bernama Zahir bin Haram. Dia sering datang ke Madinah untuk keperluan tertentu. Lalu, ia membawa hadiah untuk Nabi Saw berupa keju atau minyak samin. Dan Rasulullah selalu menyiapkan hadiah berupa kurma dan sebagainya ketika Zahir hendak kembali kepada keluarganya.


Nabi Saw sangat menyukainya. Beliau pernah bersabda, “Zahir adalah orang kampung kita. Dan kita adalah orang kotanya." Namun, kebetulan Zahir berwajah tidak tampan (kalau tidak ingin menyebutnya jelek). Suatu hari, Zahir meninggalkan kampungnya lalu datang ke rumah Rasulullah Saw, tetapi tidak menemukan beliau disana. Ketika itu Zahir membawa barang dagangan. Maka ia pun membawanya ke pasar.


Tatkala Nabi Saw mengetahui hal itu, beliau langsung pergi ke pasar untuk mencari Zahir. Kemudian beliau menemukannya saat ia menjual dagangannya. Sementara keringatnya bercucuran. Dan pakaiannya adalah pakaian orang kampung, baik bentuk maupun baunya.


Tiba-tiba Nabi merangkulnya dari belakang. Zahir tidak bisa melihatnya dan tidak tahu siapa yang memegangnya. Zahir panik dan berkata, “Lepaskan aku! Siapa ini?” Nabi Saw diam saja.


Zahir meronta-ronta dan berusaha melepaskan diri dari dekapan. Ia berhasil menoleh ke belakang dan melihat Nabi. Mendadak jiwanya merasa tenang dan kepanikannya pun hilang. Dia langsung menempelkan punggungnya ke dada Nabi Saw saat mengetahuinya. Lalu, Nabi bercanda dengan Zahir dan berteriak.


“Siapa yang mau membeli budak? Siapa yang mau membeli budak?”


Zahir memandangi dirinya sendiri. Ternyata dia adalah orang miskin yang melarat. Tidak punya uang dan tidak tampan. Lalu, Zahir bekata,” Demi Allah, saya adalah orang yang tidak laku, ya Rasulullah.” Kemudian Rasulullah Saw menjawab, “Akan tetapi di sisi Allah engkau bukan tidak laku, melainkan mahal sekali.

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi dengan Zahir bin Haram"

Seedbacklink