Nabi Itu Nggak Suka Menggurui

Ada yang bilang kalau kita ingin hasil yang berbeda, maka kita juga harus mau melakukan hal yang berbeda. Keluar dari kebiasaan yang selama ini kita anggap kurang memberi dampak pada hidup kita. Lalu menggantinya dengan yang lebih signifikan.


Salah satu perbedaan yang ingin gue buat di tahun ini adalah dengan lebih rutin ikut pengajian seminggu sekali. Gue ingin mengalokasikan waktu yang gue punya untuk hal yang lebih bermanfaat. Waktu yang biasa gue pakai untuk nongkrong di warung kopi atau berdiam diri di kamar, gue ganti untuk ikut kajian.


Gue gak bilang nongkrong tuh gak baik ya. Hanya saja, kegiatan nongkrong gue itu jatuhnya sudah wasting time. Kalau terus dibiarin bisa bahaya.


Setelah menjalaninya selama satu bulan di awal tahun ini, gue mulai merasakan perbedaannya. Yah, walaupun tidak langsung secara signifikan merubah hidup gue, tapi seenggaknya ada rasa yang berbeda yang gue dapet. Selain itu, ada tambahan bahan juga buat bikin konten. Hihiy.


Nah, salah satu ide yang gue dapet dan akhirnya jadi konten untuk tulisan ini adalah kisah ketika Nabi Saw. didatangi oleh seorang Arab badui yang ingin menanyakan permasalahannya. Untuk lebih jelasnya, baiknya teman-teman simak kisahnya terlebih dahulu di bawah ini.


Ketika Nabi Didatangi Seorang Arab Badui


Pada suatu hari di dalam sebuah kemah milik orang badui yang ada di padang pasir, seorang wanita tengah berjuang melahirkan anaknya. Sementara suaminya duduk di dekat kepalanya menunggu keluarnya sang buah hati.


Wanita itu mengerahkan segenap tenaganya sampai habis dan berhasil melahirkan anaknya. Hanya saja, ia melahirkan anak berkulit hitam. Laki-laki itu memandangi dirinya sendiri dan memandangi istrinya, ternyata mereka berdua berkulit putih. Laki-laki itu merasa heran, bagaimana mungkin anak itu berkulit hitam?


Setan membisikkan rasa was-was ke dalam hatinya. Jangan-jangan anak ini bukan anakmu?! Jangan-jangan dia berzina dengan orang kulit hitam dan hamil darinya?! Jangan-jangan…


Laki-laki itu merasa tidak tenang dan bergegas pergi ke Madinah. Lalu ia menemui Rasulullah Saw. yang sedang duduk bersama sahabat-sahabatnya. Kemudian ia berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya istriku melahirkan anak berkulit hitam di atas ranjangku. Padahal keluarga kami tidak ada yang berkulit hitam.”


Nabi memandangi laki-laki itu. Lalu Nabi Saw. bertanya, “Apakah kamu punya unta?” Orang badui tersebut menjawab, “Ya.” 


Nabi Saw: Apa warnanya? 


Orang badui: Merah.


Nabi Saw: Apakah ada yang berwarna hitam?


Orang badui: Tidak.


Nabi Saw: Apakah ada yang berwarna abu-abu?


Orang badui: Ya.


Nabi Saw: Lalu dari mana itu?


Laki-laki itu berpikir sejenak, kemudian berkata, “Barangkali ia dipengaruhi oleh gen.” Lalu, Nabi Saw. bersabda, “Barangkali anakmu itu dipengaruhi oleh gen.” Mendengar jawaban tersebut, laki-laki itu merasa puas dan yakin. Ia pun kembali kepada istrinya.


__


Nah, gitu deh ceritanya. Gitar. Jreng. Lalu, apa yang ingin gue sampaikan dari kisah barusan? Tak lain adalah kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan orang lain. Dari cerita di atas, kita bisa melihat kalau Nabi melihat kondisi psikologis si penanya. Beliau menggunakan perumpaan seekor unta yang dekat dengan kehidupan si penanya.


Padahal, beliau bisa saja langsung menceramahi laki-laki tersebut untuk tidak berprasangka buruk kepada istrinya. Atau, langsung melompat kepada kesimpulan kalau anak tersebut dipengaruhi oleh gen. Tapi Nabi nggak melakukan itu. Nabi justru melakukan dialog, hingga akhirnya si penanya mendapatkan jawaban yang sebetulnya merupakan jawabannya sendiri 😀


Bayangin, kalau Nabi langsung ngomong, "Anakmu itu dipengaruhi oleh gen." Kira-kira menurut ngana, laki-laki tersebut bakal langsung yakin atau gimana? Pasti akan tetap ragu-ragu. Karena jawaban itu tidak melalui proses berpikir dan tidak datang dari dirinya sendiri.


Pada kisah di atas, Nabi mengajarkan kita untuk jangan suka menggurui dan jangan suka langsung melompat pada kesimpulan ketika berinteraksi dengan orang lain. Karena proses berpikir seseorang patut dihargai.





Posting Komentar untuk "Nabi Itu Nggak Suka Menggurui"

Seedbacklink